Laman

Minggu, 04 Januari 2015

Analisis Usaha Itik Petelur

Untuk mengetahui perkiraan modal dan hasil yang didapat dari beternak itik secara intensif sebaiknya dibuat analisis usahanya.  Berikut ini diberikan contoh analisis usaha peternakan itik petelur dengan mengasumsikan hal-hal berikut. 
1.   tingkat teknologi yang digunakan dalam mengelola usaha tidak mengalami perubahan.
2.            Harga-harga faktor produksi dan hasil produksi tidak berubah
3.            selera konsumen terhadap telur itik tidak berubah
4.            nilai uang selama usaha ini berlangsung dianggap tetap.
 
A. Asumsi Ekonomis
1.    Skala Usaha 1.500 ekor itik siap bertelur
2.    Pemeliharaan dimulai dari itik berumur 6 bulan
3.    Harga itik siap bertelur Rp. 20.000/ ekor
4.    Harga kandang Rp. 1.000/ ekor
5.    Harga ransum Rp. 1.500/ekor dengan komposisi sebagai berikut
a.      konsentrat 25%
b.      Dedak halus 25%
c.      Menir 48%
d.      Mineral 2 %
6.    Biaya kelancaran dana taktis usaha dan lain-lainnya setiap tahun Rp. 3.000.00,-.       Biaya kelancaran usaha merupakan biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan dan biaya lain-lain.
7.    Harga jual telur itik dan itik culling.
a.    Telur itik = Rp. 500,-/butir
b.    Itik culling = Rp. 8.000/ekor
8.    Obat-obatan 1 % dari biaya makanan
9.    Semua biaya yang digunakan merupakan modal sendiri.

B. Segi Zooteknis
1.    Umur itik siap bertelur (berproduksi) 6 bulan
2.    Satu kali periode produksi 10 bulan
3.    Masa rontok bulu dalam 1 tahun berlangsung selama 2 bulan
4.    Itik yang bertelur setiap hari rata-rata 85% dari total itik
5.    Tingkat mortalitas itik selama 3 tahun sebesar 5 %
6.    Umur culling 40 bulan (3 tahun 4 bulan)
7.    Konsumsi ransum/ekor/hari adalah 175 g
8.    System perkandangan secara terkurung yang dilengkapi dengan halaman tempat bermain.  Kekuatan kandang diperkirakan 5 tahun.  Setelah itu, nilai kandang dihitung nol.

C. Analisi Usaha
1. Permodalan
     Kebutuhan modal investasi untuk memulai peternakan itik petelur adalah sebagai berikut.
     a. kebutuhan itik siap bertelur
        1.500 ekor x Rp. 20.000,- = ………………… Rp. 30.000.000,-
     b. Kebutuhan kandang 1.500 x Rp. 1.000 = … Rp.   1.500.000,-
     Total Kebutuhan Modal Awal = ………………..Rp.  31.500.000,-
2. Biaya Usaha
a.    Biaya pembelian itik siap bertelur = ….........Rp. 30.000.000,-
b. Biaya kelancaran usaha
    (3 x Rp. 3.000.000,-) = ……………………...Rp.  9.000.000,-
c. Biaya penyusutan kandang
     - Biaya penyusutan kandang tahun I    = ….Rp.      300.000,-
     - Biaya penyusutan kandang tahun II   =…..Rp.      300.000,-
     - Biaya penyusutan kandang tahun III  =…..Rp.      300.000,-
d. Biaya pembayaran ransum
     - Biaya ransum tahun I
       (1.500 x 0,175 x Rp. 1.500 x 365 hari) =….Rp. 143.718.750
     - Biaya ransum tahun II = ……………………Rp. 143.718.750
     - Biaya ransum tahun III = …………………...Rp. 143.718.750
e. Biaya pembayaran obat-obatan
     - Biaya obat-obatan tahun I
       (biaya obat 1 % dari biaya ransum) = …….Rp. 1.437.200,-
    -   Biaya obat –obatan tahun II = ……………  Rp. 1.437.200,-
    -   Biaya obat – obatan tahun III = ……………Rp. 1.437.200,-
    Total Biaya Usaha = ……………………………..Rp. 475.367.850,-

3. Penerimaan Penjualan
     a. Penjualan telur selama 3 tahun
         1.090.125 butir (1.425 ekor x 0,85 x 900 hari
         x Rp. 500,- ) = ………………………………….Rp. 545.062.500,-
     b. Penjualan itik culling
         (1.425 x Rp. 8.000,- ) = ………………………..Rp.  11.400.000,-

Total penerimaan = ……………………………….Rp. 556.462.500,-

4. Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha diperoleh setelah mengurangkan antara penerimaan penjualan telur itik dan itik culling dengan biaya usaha.
Pendapatan usaha = Rp. 556.462.500,- Rp. 475.367.850,-
                                   = Rp. 81.094.650,-

Keuntungan usaha peternakan itik petelur selama 3 tahun sebesar Rp. 81.094.650,- atau Rp. 2.252.629,- per bulan

5. Analisis R/C
Untuk mengetahui perbandingan antara penerimaan penjualan telur itik dan itik culling dengan total biaya yang dikeluarkan selama usaha berlangsung dilakukan analisis R/C.  Usaha peternakan itik akan menguntungkan apabila nilai nilai R/C ˃ 1

R/C = total penerimaan penjualan/ total biaya  =  556.462.500/475.367.850 = 1,2

Nilai R/C sebesar 1,2 berarti bahwa setiap penambahan biaya Rp. 1.000.- pada usaha peternakan itik petelur akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.200,-

6. Analisi B/C
B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama usaha berlangsung.  Usaha peternakan itik petelur dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C ˃ 1.

B/C = Tingkat keuntungan/total biaya = 81.094.650/475.367.850 = 0,2

Nilai B/C ratio sebesar 0,2, berarti bahwa setiap penambahan biaya Rp. 1.000,- akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 200,-

7. Analisis Break Even Point (BEP)
BEP merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga telur itik, usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian.

BEP Produksi =  total biaya/harga penjualan telur = 475.367.850/500 = 950.736 butir


BEPHarga = total biaya/total produksi = 475.367.850/1.090.125 = 436/butir telur

Usaha ini akan kembali modal apabila total produksi telur hanya 950.736 butir atau tingkat harga yang berlaku hanya Rp. 436/butir.  Jika kondisi produksi telur dan tingkat harga seperti itu, sebenarnya usaha tetap memberikan keuntungan dari hasil penjualan itik culling.

1 komentar: