Untuk
mengetahui perkiraan modal dan hasil yang didapat dari beternak itik secara
intensif sebaiknya dibuat analisis usahanya. Berikut ini diberikan contoh
analisis usaha peternakan itik petelur dengan mengasumsikan hal-hal berikut.
1. tingkat teknologi yang digunakan
dalam mengelola usaha tidak mengalami perubahan.
2.
Harga-harga faktor produksi dan
hasil produksi tidak berubah
3.
selera konsumen terhadap telur itik
tidak berubah
4.
nilai uang selama usaha ini berlangsung
dianggap tetap.
A.
Asumsi Ekonomis
1.
Skala Usaha 1.500 ekor itik siap
bertelur
2.
Pemeliharaan dimulai dari itik
berumur 6 bulan
3.
Harga itik siap bertelur Rp. 20.000/
ekor
4.
Harga kandang Rp. 1.000/ ekor
5.
Harga ransum Rp. 1.500/ekor dengan
komposisi sebagai berikut
a.
konsentrat 25%
b.
Dedak halus 25%
c.
Menir 48%
d.
Mineral 2 %
6.
Biaya kelancaran dana taktis usaha
dan lain-lainnya setiap tahun Rp. 3.000.00,-. Biaya kelancaran usaha merupakan biaya
tenaga kerja, biaya pemeliharaan dan biaya lain-lain.
7.
Harga jual telur itik dan itik
culling.
a.
Telur itik = Rp. 500,-/butir
b.
Itik culling = Rp. 8.000/ekor
8.
Obat-obatan 1 % dari biaya makanan
9.
Semua biaya yang digunakan merupakan
modal sendiri.
B. Segi Zooteknis
1.
Umur itik siap bertelur
(berproduksi) 6 bulan
2.
Satu kali periode produksi 10 bulan
3.
Masa rontok bulu dalam 1 tahun
berlangsung selama 2 bulan
4.
Itik yang bertelur setiap hari
rata-rata 85% dari total itik
5.
Tingkat mortalitas itik selama 3
tahun sebesar 5 %
7.
Konsumsi ransum/ekor/hari adalah 175
g
8.
System perkandangan secara terkurung
yang dilengkapi dengan halaman tempat bermain.
Kekuatan kandang diperkirakan 5 tahun.
Setelah itu, nilai kandang dihitung nol.
C. Analisi Usaha
1. Permodalan
Kebutuhan modal investasi untuk memulai peternakan itik
petelur adalah sebagai berikut.
a.
kebutuhan itik siap bertelur
1.500 ekor x Rp. 20.000,- = ………………… Rp.
30.000.000,-
b. Kebutuhan kandang 1.500 x Rp. 1.000 = …
Rp. 1.500.000,-
Total Kebutuhan
Modal Awal = ………………..Rp. 31.500.000,-
2. Biaya Usaha
a. Biaya pembelian itik siap bertelur = ….........Rp. 30.000.000,-
b. Biaya kelancaran usaha
(3
x Rp. 3.000.000,-) = ……………………...Rp.
9.000.000,-
c. Biaya penyusutan kandang
- Biaya penyusutan kandang tahun I = ….Rp.
300.000,-
- Biaya penyusutan kandang tahun II =…..Rp.
300.000,-
- Biaya penyusutan kandang tahun III =…..Rp.
300.000,-
d. Biaya pembayaran ransum
- Biaya ransum tahun I
(1.500 x 0,175 x Rp.
1.500 x 365 hari) =….Rp. 143.718.750
- Biaya ransum tahun II = ……………………Rp. 143.718.750
- Biaya ransum tahun III = …………………...Rp. 143.718.750
e. Biaya pembayaran
obat-obatan
- Biaya
obat-obatan tahun I
(biaya obat 1 % dari biaya ransum) = …….Rp.
1.437.200,-
-
Biaya
obat –obatan tahun II = …………… Rp.
1.437.200,-
- Biaya obat – obatan tahun
III = ……………Rp. 1.437.200,-
Total
Biaya Usaha = ……………………………..Rp. 475.367.850,-
3. Penerimaan Penjualan
a. Penjualan telur selama 3 tahun
1.090.125
butir (1.425 ekor x 0,85 x 900 hari
x Rp. 500,- ) = ………………………………….Rp.
545.062.500,-
b.
Penjualan itik culling
(1.425
x Rp. 8.000,- ) = ………………………..Rp.
11.400.000,-
4. Keuntungan Usaha
Keuntungan
usaha diperoleh setelah mengurangkan antara penerimaan penjualan telur itik dan
itik culling dengan biaya usaha.
Pendapatan usaha = Rp. 556.462.500,- Rp.
475.367.850,-
= Rp. 81.094.650,-
Keuntungan usaha peternakan itik petelur
selama 3 tahun sebesar Rp. 81.094.650,- atau Rp. 2.252.629,- per bulan
5. Analisis R/C
Untuk mengetahui perbandingan antara
penerimaan penjualan telur itik dan itik culling dengan total biaya yang
dikeluarkan selama usaha berlangsung dilakukan analisis R/C. Usaha peternakan itik akan menguntungkan
apabila nilai nilai R/C ˃ 1
R/C = total penerimaan penjualan/ total biaya
= 556.462.500/475.367.850 = 1,2
Nilai R/C sebesar 1,2 berarti bahwa
setiap penambahan biaya Rp. 1.000.- pada usaha peternakan itik petelur akan
diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.200,-
6. Analisi B/C
B/C = Tingkat keuntungan/total biaya =
81.094.650/475.367.850 = 0,2
Nilai B/C ratio sebesar 0,2, berarti
bahwa setiap penambahan biaya Rp. 1.000,- akan diperoleh keuntungan sebesar Rp.
200,-
7. Analisis Break Even Point (BEP)
BEP merupakan titik impas usaha. Dari nilai
BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga telur itik, usaha tidak
memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian.
BEP Produksi = total biaya/harga penjualan telur = 475.367.850/500
= 950.736 butir
BEPHarga = total biaya/total
produksi = 475.367.850/1.090.125 = 436/butir telur
Usaha ini akan kembali modal apabila
total produksi telur hanya 950.736 butir atau tingkat harga yang berlaku hanya
Rp. 436/butir. Jika kondisi produksi
telur dan tingkat harga seperti itu, sebenarnya usaha tetap memberikan
keuntungan dari hasil penjualan itik culling.